Pasalnya, Wongkar yang saat itu datang tanpa membawa berkas dan data lengkap melontarkan kata yang tidak sewajarnya saat dihujani pertanyaan oleh anggota Komisi A DPRD Manado. Pertanyaan tersebut terkait dengan realisasi program pada tahun 2015.
"Lebe bae kita nda datang kamari," kata Wongkar. Mendengar hal itu, sontak memancing reaksi keras anggota dewan yang ada diruangan tersebut. "Seharusnya Camat tidak bersikap seperti itu. Kami penyelenggara pemerintahan bersama pihak eksekutif. Kenapa tidak dihargai," tandas Legislator vokal Hengky Kawalo.
Menariknya lagi, perkataan tidak beretika tersebut disampaikan pada saat berlangsungnya pembahasan. Meski begitu, Wongkar akhirnya meminta maaf setelah mendengar penyampaian Sekretaris Komisi A itu. "Saya minta maaf, karena seharian menghadiri Rakorev, dan tidak bisa keluar dari ruangan," katanya.
Setelah mendengar keluhan itu, pembahasan diakhiri dengan catatan harus memasukkan data tertulis soal realisasi program tahun 2015. Mirisnya, Entah sadar atau sengaja, saat Wongkar bersalaman dengan para anggota dewan, ia menyodorkan sebuah amplop berwarnah putih yang isinya uang lebaran pecahan 50.000 berjumlah 1 juta rupiah diletakkan di meja dimana ketua komisi Royke Anter dan Kawalo duduk.
Melihat amplop tersebut, Anter dan Kawalo bersama para anggota komisi lainnya langsung bergegas meninggalkan ruangan, disaat Wongkar berjabat tangan dengan sejumlah wartawan.
“Ini sebuah pelecehan terhadap lembaga dewan. Sudah mengeluarkan kalimat yang tidak beretika sebagai ASN, kemudian mencoba menyogok kami. Perilaku dan tindakan Camat ini kami tidak terima. Kami akan menyampaikan hal ini kepada Walikota saat paripurna nanti,” ujar Arthur Paath yang hadir dalam pembahasan tersebut dan turut dibenarkan Kawalo. (rbs/bm)