PANGIANG MENANGIS, DPRD SULUT TAK BERGEMING, TAMARA: JANGAN CUMA MONTH CARI PA TORANG NANTI KALO MO BA CALON

Octavin Manginsabara, Warga Pangiang 

KABAR MANADO – Warga Pangiang yang menjadi korban pembongkaran paksa Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kota Manado (10/06/2015) kemarin menyambangi Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sekitar Pukul 17.30 Wita, guna meminta keadilan terkait eksekusi sekaligus pembakaran rumah mereka.

Alhasil, sesuai pantauan KM, sampai saat ini belum ada satupun Wakil Rakyat yang duduk di kursi empuk Gedung Cengkih tersebut. Warga yang di perkirakan berjumlah 90

Warga Pangiang Yang Mengungsi Di Kantor DPRD Sulut

sampai 100 orang tersebut masih terlantar di depan halaman DPRD Sulut.

Octavin Manginsabara (40), salah satu korban eksekusi mengatakan, perlakuan petugas yang menggusur warga pangiang kemarin itu sangat membabi-buta.

“Sangat disayangkan perlakuan mereka, padahal mereka itu kan bagian dari Pemerintah Kota Manado, yang seharusnya melindungi masyarakat. Untuk itu, kami datang ke sini ingin bertemu Anggota Dewan untuk meminta perlindungan sekaligus juga mau mengeluhkan sikap dari pemerintah yang seakan-akan tidak Pro Rakyat. Tapi lihat saja, jangankan bertemu dengan kami, pagarnya saja di tutup oleh petugas penjagaan. Saya pribadi merasa tidak di lindungi di Negara saya sendiri. Lebih nyaman rasanya di negeri orang,” beber wanita yang mengaku pernah jadi TKW selama tiga tahun ini.

Pernyataan menarik datang dari Pdt.Karlina Tamara. Tamara mengatakan, sebagai wakil rakyat, seharusnya mereka mau menemui warga, atau minimal mendengar aspirasi rakyat yang merupakan Tupoksi mereka sebagai penyambung lidah rakyat.”Torang dari sini so dari kemarin, mar nda ada biar satu anggota dewan yang tengo pa torang, jangan cuma month cari pa torang nanti kalo mo ba calon ato ada pemilihan,” tandasnya.(rbs)