Aksi yang dipimpin oleh Juru bicara (Jubir) Rizal Malonda itu menuntut honor mereka sebagai mitra kerja pemerintah dalam pelaksanaan pilkada 17 Februari silam. Tidak hanya itu, pendemo juga meminta agar supaya pimpinan DPRD Manado memperhatikan aspirasi itu.
"Kami sebenarnya malu ada disini. Tapi kami tidak mau di teror dengan rasa bersalah, sebab setiap hari secara terus menerus ditanyakan soal honor yang sampai saat ini belum kami terima. Dimana kepedulian pemerintah dengan hal ini. Pimpinan Dewan juga jangan saat pilkada saja ada di lapangan, ketika disodorkan aspirasi menghilang," seru Malonda.
Menanggapi itu, Saafa mengatakan, aspirasi akan di tampung. Dan menurutnya, dirinya memang diperintahkan untuk menerima aspirasi ini.
"Minta maaf kepada semua teman-teman yang ada disini, berhubung pimpinan dewan sedang mengikuti Bimtek di luar daerah, jadi saya yang ditugaskan untuk menerima aspirasi ini," jelas Saafa dan diikuti aplaus ratusan pendemo yang memadati ruangan paripurna tersebut.
Ketua KPPS Kecamatan Paal Dua menyematkan kain hitam ke Saafa sebagai tanda kepedulian terhadap seluruh panitia pelaksana pilkada terkait aspirasi mereka soal honor yang dijanjika pemerintah kota.
"Kami pasangkan kain hitam tersebut agar supaya bapak dewan yang terhormat bisa merasakan apa yang dirasakan oleh kami semua disini. Apresiasi kepada wakil rakyat yang sudah turut peduli dan menerima aspirasi kami," kuncinya. (rollysondakh)
Posting Komentar